“Ada dua cara menjalani hidup, yaitu menjalaninya dengan keajaiban-keajaiban atau menjalaninya dengan biasa-biasa saja“ (Albert Einstein). "Jika ingin menjadi seorang peneliti, maka jadilah peneliti yang menapak bumi jangan jadi peneliti yang hanya pintar di atas meja".

Senin, 26 Maret 2012

ASPIRASI IBUKU UNTUK BANGSAKU (Ayo Perangi Kemiskinan)

Oleh : Anita Hafsari dan Juariah (Ibuku)
Di Maret 2007, 18 Februari 2009, 01 : 09 WIB
  
Indonesia merupakan Negara kepulauan, yang katanya, indah dan tanahnya subur. Dunia bilang Indonesia adalah “zambrud yang melingkari khatulistiwa”. Koes Plus (grup band) bersenandung , dalam syairnya “bukan lautan tapi kolam susu, tongkat kayu dan batu jadi tanaman”. Tapi kini semua itu seolah tidak berarti. Mengapa ?
Jika dunia bergejolak, harga minyak mentah naik, maka Indonesia yang paling merasakan akibatnya, Hmm…harga sembako melambung tinggi, sementara pendapatan penduduk tetap rendah, Ibu hamil dan Balita (Bayi lima tahun), tidak lagi dapat minum susu, busung lapar kadang terjadi di beberapa wilayah dan bahkan pengangguran pun kian hari kian bertambah, mengapa ? Apakah sapi sudah tidak lagi punya susu ? Apakah tongkat kayu tidak bisa lagi tumbuh ? 
Aku hanyalah seorang ibu yang prihatin degan keadaan negeriku, yang selalu terombang-ambing arus globalisasi. Harap dan asaku, Indonesia menjadi negara yang mandiri. Negara yang bisa memenuhi sendiri kebutuhan rakyatnya, dari mulai sandang, pangan, papan dan lain-lain, tidak banyak bergantung kepada negara lain serta mampu menata otoritasnya sebagai bangsa besar. 
Memang untuk menjadi negara yang mandiri tidaklah mudah, perlu suatu tekad, kerja keras dan perjuangan yang panjang dari berbagai pihak. Untuk menuju kearah sana, perlu dilakukan perbaikan dan pembenahan. Pembenahan sumberdaya manusia (SDM), sektor pendidikan, sektor kependudukan (lapangan kerja), kecintaan terhadap produk dalam negeri dan persatuan bangsa.
Pembenahan sumberdaya manusia, sebagai pelaku pembangunan. Kualitas sumberdaya manusia, tidak hanya dapat dinilai dari kemampuan secara intelektual akan tetapi secara moral. Sila pertama dari pancasila “ Ketuhanan Yang Maha Esa”, sangat berperan penting. Jika semua rakyat Indonesia taat menjalankan agama sesuai dengan kepercayaan masing-masing, maka akan tercipta manusia yang berkualitas. Generasi muda, akan menjadi generasi muda yang memiliki prinsip, tangguh, berakhlak, bermoral dan tidak terombang-ambing atau terpengaruh oleh budaya asing yang negative. Aparat pemerintah, akan menjadi aparat yang amanah, jujur dan tidak korupsi, memang kita harus cinta rupiah, biar dollar dimana-mana, akan tetapi kewenangan dan kekuasaannya tidak mudah goyah karena rupiah atau dollar.
Pembenahan sektor pendidikan, dengan melestarikan sistem yang baik dan menambah kekurangan sistem pendidikan yang belum sempurana. Sudah salut memang dengan adanya wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun (Wajar Diknas 9 Tahun), telah ada sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertaman (SMP) bebas sumbangan penyelenggaraan pendidikan (SPP), ada BOS (Bantuan Operasional Sekolah) bagi yang tidak mampu. Pemerintah harus lebih memberikan perhatian kepada dunia pendidikan, harapannya kelak akan ada “setetes air digurun pasir”, misalnya bagi anak-anak yang berprestasi, akan tetapi memiliki keterbatasan ekonomi, mereka harus tetap bisa melanjutkan sekolah sampai ke universitas, bahkan jika perlu disekolahkan keluar negeri dengan biaya ditanggung oleh pemerintah, agar rakyat yang mampu dan tidak mampu dapat sama-sama mengenyam pendidikan yang tinggi.
Pembenahan sektor Kependudukan, salah satu persoalannya adalah kepadatan penduduk. Indonesia harus menggalakan kembali keluarga catur warga, guna mewujudkan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera), dengan penyebaran penduduk yang merata, serta pembagian tata guna lahan yang baik dan benar. Persoalan lain yang muncul akibat kepadatan penduduk adalah kurangnya persediaan lapangan kerja, yang menimbulkan tingginya angka pengangguran. Indonesia harus mampu mengatasi pengangguran dan menyediakan lapangan pekerjaan. Pemberian BLT (Bantuan Langsung Tunai) pada rakyat miskin bukanlah solusi yang baik untuk menyelesaikan masalah, justru melatih rakyat tidak mandiri, hal ini akan mendatang budaya baru bagi masyarakat kita, yaitu mereka lebih senang meminta daripada berusaha. Yang perlu dipikirkan adalah, bagaimana cara meningkatkan taraf hidup masyarakat , mungkin jalan yang dapat ditempuh adalah dengan mengembalikan sesuatu pada tempatnya, misalnya :
  • Penduduk yang bermatapencaharian sebagai petani, jadilah petani yang sejati, petani yang mampu menyediakan pangan bagi kebutuhan negerinya sendiri. Peran pemerintah dalam hal ini sangat diperlukan sekali, pemerintah perlu meningkatkan keterampilan para petani dan menyediakan fasilitas teknologi canggih yang ramah lingkungan serta memberikan kemudahan petani untuk megembangkan diri, sehingga para petani merasa betah dan exis dalam mengelola tanahnya. Mereka tidak perlu lagu berurbanisasi ke kot untuk mencari pekerjaan lain, karena hasil dari pertanian sudah memakmurkan mereka.
  • Penduduk yang bermatapencaharin sebagai nelayan, jadilah nelayan yang sejati, yang mampu menyediakan ikan bagi kebutuhan dalm negeri. Peran pemerintah mutlak diperlukan sama halnya seperti bidang pertanian, disamping itu kepada para nelayan perlu ditanamkan rasa memiliki supaya mereka bisa membantu pemerintah menjaga dn memelihara teritorial kelautan kita.
  • Penduduk yang bermatapencaharian sebgai penghasil kayu (masyarakat sekitar hutan), jadilah pengelola hutan yang baik, kepada mereka harus ditanamkan rasa tanggung jawab terhadap lingkungan, agar tidak menebang pohon secara liar. Jika mereka menebang satu pohon maka mereka harus menanam dua pohon. Mereka juga dapat membantu pemerintah untuk turut serta dalam menjga dn melestarikan hutan agar tidk terjadi pembalakan liar, yang dapat merusak hutan.
Kecintaan terhadap produk dalam negeri. Kepada semua lapisan masyarakat harus ditanamkan rasa cinta produk dalam negeri, dengan membiasakan diri untuk membeli produk dalam negeri mulai dari kebutuhan primer ataupun kebutuhan sekunder. Terutama untuk para pejabat tinggi dan konglomerat belilah produk dalam negeri jika memang cinta Indonesia.
Persatuan bangsa. Indonesia negeri seribu pulau yang letaknya sangat strategis dan kaya dengan keanekaragaman budaya. Tidak cukup hanya peran pemerintah saja untuk menjaga kesatuan Republik Indonesia (RI), tetapi dibutuhkan pula bantuan dari masyarakat, terutama masyarakat yang berada disekitar perbatasan harus ditanamkan rasa persatuan dan kesatuan yang tinggi, agar mereka bias membantu pemerintah menjaga dan memelihara RI, supaya tidak terjadi lagi peristiwa ligitan, sipadan dan reog Ponorogo yang kedua kalinya. Sehingga RI dapat menjadi negeri seribu pulau yang utuh yang tidak tergoyahkan dari semua sisi, yaitu IPOLEKSOSBUDHANKAM (Idiologi, politik, ekonomi, social, budaya, pertahanan dan keamanan ) terjaga dan terpelihara, zambrud khatulistiwa kembali bersinar, tongkat kayu kembali bersemi dan kolam susu ada lagi ditengah-tengah kita.
Demikianlah setitik asa dalam pena, mungkin dapat member makna untuk Indonesia tercinta. 

Tidak ada komentar: