Rachman Effendi, Tati Rostiwati, dan Anita Hafsari
ABSTRAK
Jernang rotan dikenal dengan sebutan “dragon blood” merupakan salah satu jenis hasil hutan bukan kayu (HHBK) yang memiliki nilai ekonomi cukup tinggi sebagai komoditi ekspor dengan daerah penghasil yaitu propinsi Jambi. Adanya pengembangan tanaman kelapa sawit yang sangat ekspansif, menyebabkan potensi produksi rotan jernang semakin menurun. Upaya untuk meningkatkan kembali produktivitas rotan jernang dapat dilakukan melalui kegiatan budidaya rotan jernang dan dikaji secara ekonomi untuk melihat tingkat efisiensinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kelayakan ekonomi budidaya rotan jernang.
Berdasarkan hasil analisis diperoleh NPV, BCR dan IRR masing-masing untuk rotan jernang kualitas 1 sebesar 51.258.856/ha/tahun; 11,9 dan 49% pada tingkat suku bunga 12%, maka rotan jernang kualitas satu (meson) di Desa Lamban Sigatal Kecamatan Pauh Kabupaten Serolangun-Jambi sangat layak untuk dikembangkan. Sedangkan rotan jernang kualitas 2 (Cengkarok) diperoleh nilai NPV, BCR dan IRR masing-masing sebesar Rp. 20.725.284/ha/tahun; 5,4 dan 32%.
Dari informasi diatas, maka budidaya rotan jernang sangat layak dan menarik bagi investor dalam upaya pengembangan HHBK khususnya rotan jernang (Daemonorops sp.) sebagai komoditi ekspor dan mengimbangi laju pertumbuhan tanaman kelapa sawit di provinsi Jambi dan Riau.
Kata Kunci : rotan jernang, budidaya, kelayakan financial, efisiensi, NPV, BCR dan IRR
Catatan: Makalah ini disampaikan pada Seminar Nasional Kontribusi Litbang dalam Peningkatan Produktivitas dan Kelestarian Hutan, 29 November 2010.
1 komentar:
sangat membantu..
Posting Komentar